Jenis - Jenis Puisi

Jenis Puisi - Puisi merupakan pancaran kehidupan dan gejolak kejiwaan yang ditimbulkan oleh adanya interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung yang terikat oleh syarat-syarat tertentu, syarat-syarat tersebut antara lain:
Jenis Puisi Rima akhir atau sajak, yaitu persamaan bunyi di akhir baris,
Larik atau baris, yaitu banyaknya baris pada setiap bait,
Bait, yaitu banyaknya larik pada setiap untai (Sulhan, 2006:57).
Jenis Puisi Ditinjau dari jenisnya, puisi atau sajak dapat dibedakan menjadi tiga yaitu Puisi lama, Puisi baru, Puisi modern dan Puisi kontemporer. Masing-masing jenis puisi tersebut diuraikan sebagai berikut
a.      Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang banyak terikat oleh aturan-aturan.
 Aturan-aturan itu antara lain jumlah baris dalam 1 bait, jumlah kata dalam 1 baris, persjakan, banyaknya suku kata tiap baris maupun irama. Ciri-ciri puisi lama antara lain Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya. Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan. Sangat terikat oleh atura-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun irama. 1. Yang termasuk puisi lama adalah Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib. Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-ba-b, tiap bait terdiri 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama atau nasihat, teka-teki, jenaka. Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek. Seloka adalah pantun berkait. Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat. Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita. Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6,8 ataupun 10 baris. 2.
Contoh dari jenis-jenis puisi lama
a) Mantra Assalammu’alaikum putri satulung besar Yang beralun berilir semayang Mari kecil, kemari Aku menyanggul rambutmu Aku membawa sadap gading Akan membasuh mukamu
b) Pantun Kalau ada jarum patah Jangan dimasukkan ke dalam peti Kalau ada kataku yang salah Jangan dimasukkan ke dalam hati
c) Karmina Dahulu parang, sekarang besi (a) Dahulu sayang sekarang benci (a)
 d) Seloka Lurus jalan ke Payakumbuh, Kayu jati bertimbal jalan Di mana hari tak kan rusuh, Ibu mati bapak berjalan
e) Gurindam Kurang pikir kurang siasat (a) Tentu dirimu akan tersesat (a) Barang siapa tinggalkan sembahyang
 (b) Bagai rumah tiada bertiang (b) Jika suami tiada berhati lurus
 (c) Istri pun kelak menjadi kurus (c)
f) Syair Pada zaman dahulu kala (a) Tersebutlah sebuah cerita (a) Sebuah negeri yang aman sentosa (a) Dipimpin sang raja nan bijaksana (a) g) Talibun Kalau anak pergi ke pekan Yu beli belanak pun beli sampiran Ikan panjang beli dahulu Kalau anak pergi berjalan Ibu cari sanak pun cari isi I Induk semang cari dahulu 3. Ciri-ciri dari jenis puisi lama
1. Syair, dengan ciri-ciri sebagai berikut. Setiap bait terdiri dari empat baris. Setiap baris terdiri atas 3-4 kata. Rimanya a a a a atau bersajak lurus. Tidak ada sampiran, semua merupakan isi syair. Isi syair merupakan kisah atau cerita.
 2. Pantun, dengan ciri-ciri sebagai berikut. Setiap bait terdiri atas empat baris. Setiap baris terdiri dari 4 kata (8 sampai 12 suku kata). Rimanya a b a b atau bersajak silang. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat merupakan isi.
3. Gurindam, dengan ciri-ciri sebagai berikut. Puisi Lama Terdiri atas dua baris. Berima akhir a a. Baris pertama merupakan syarat, baris kedua berisi akibat dari apa yang disebut pada baris pertama. Kebanyakan isinya mengenai nasihat dan sindiran.
 4. Mantra, dengan ciri-ciri sebagai berikut : Berirama akhiran abc-abc,abcd-abcd, abcde-abcde. Bersifat lisan, sakti atau magis. Adanya perulangan. Metafora merupakan unsur penting. Bersifat esoferik (bahasa khusus antra pembicara dan lawan bicara) dan misterius.
 5. Seloka. dengan ciri-ciri sebagai berikut. Puisi Lama Ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair, Namun ada seloka yang ditulis lebih dari empat baris,
 6. Karmina, dengan ciri-ciri sebagai berikut : Setiap bait merupakan bagian dari keseluruhan. Bersajak aa-aa, aa-bb. Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi. Semua baris diawali huruf kapital Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri tanda titik.
7. Talibun, dengan ciri-ciri sebagai berikut : Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya, 6,8,10 dan seterusnya. Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi. Apabila enam baris sajaknya a-b-c-a-b-c. Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a-b-c-d-a-b-c-d Puisi Lama

 b. Puisi Baru
 Puisi baru sering juga disebut sebagai sajak. Puisi baru lebih menekankan pada isi yang terkandung di dalamnya. Puisi baru merupakan pancaran masyarakat baru dan banyak dihasilkan oleh para sastrawan angkatan Balai Pustaka dan Pujangga Baru. Menurut bentuknya, puisi terdiri dari :
Distikhon (sajak dua seuntai), yaitu tiap bait terdiri atas dua baris,
Tersina (sajak dua seuntai), Yaitu tiap bait terdiri atas tiga baris,
Quantrin (sajak empat seuntai), yaitu tiap bait terdiri empat baris,
Quin (sajak lima seuntai), yaitu tiap bait terdiri dari lima baris,
Sextet (sajak enam seuntai), yaitu tiap bait terdiri atas enam baris,
Septima (sajak tujuh seuntai), yaitu tiap bait terdiri atas tujuh baris,
Stanza atau octaf (sajak delapan seuntai), Yaitu tiap bait terdiri atas delapan baris, dan
Sonata (sajak empat belas seuntai).
 c. Puisi Modern
Menurut Jalil (1990) puisi modern ini muncul, sejak kehadiran Jepang di Indonesia. Walaupun kehadiran Jepang di Indonesia memberikan kesengsaraan bagi masyarakat, namun bagi penyair memberikan kandungan keuntungan yang sangat besar, yaitu adanya kebebasan menggunakan bahasa indonesia. Kebebasan menggunakan bahasa indonesia oleh penyair, digunakan sebagai alat untuk menghembuskan napas kebencian pada Jepang. Penyair angkatan ini dikategorikan sebagai penyair angkatan 1945, dan karya-karya puisinya termasuk dalam kelompok puisi modern. Diantara puisi modern;
(1) berjudul “Aku” karya Chairil Anwar,
(2) berjudul “Padamu Jua” Karya Amir Hamzah. Jenis Puisi d. Puisi Kontemporer Sesungguhnya bagi angkatan pujangga baru yang masih hidup antara tahun 1966-1970, kehadiran puisi kontemporer pada mulanya tidak diakuinya, karena mereka menganggap bahwa puisi dari jaman revolusi ini bukan lahir dari penyair yang benar-benar penyair, karena tokoh dari puisi ini dianggap brengsek, namun sebenarnya tidaklah demikian. Kehadiran puisi kontemporer merupakan perkembangan puisi Indonesia. Tahapan dari karya puisi kontemporer tidah hanya mementingkan diri si penyair, tetapi tuntutan keharusan, kemestian dan kebenaran menjadi tahap yang utama dalam menciptakan sebuah puisi. Tokoh puisi kontemporer adalah Taufik Ismail, Darmanto Jatman, Rendra, Sutarji Calzoum Bachri. Di antara puisi kontemporer yaitu; berjudul: Malam Sebelum Badai karya Taufik Ismail. Jenis Puisi

Sumber :
http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/08/jenis-puisi.html
Copyright aadesanjaya.blogspot.com 

Comments

Popular posts from this blog

PKL Lyfe KPP Kotamobagu

Rumah

Menata Hidup